Terjebak di Jatim Park 2

Beberapa waktu yang lalu gue liburan ke Malang. Oke, pasti taulah ya siapa yang follow instagram gue di @rifrifarif pastinya bosan ngeliat postingan gue isinya ituuu semua. Baru aja beberapa malam kemarin gue menyatakan bahwa itu postingan video terakhir alias video ketujuh yang menandakan gak ada lagi video yang akan gue upload karena di adegan terakhirnya ada gerakan dadah-dadah yang dibuat-buat dari kami berenam. Sebenarnya gue gak bisa membuat gerakan yang disetting gitu, bawaan gue tuh natural. Contohnya waktu video pertama di Batu Secret Zoo, gue diintruksiin Igung buat jalan sambil dadah-dadah tapi nafasnya pake nafas perut dan tangannya menukik 67 derajat. Kan pusing ya, kalau dipaksa-paksa terus, gue mengajukan buat pulang ke Bandung aja nanti malam kalau emang disuruh berpura-pura dalam shooting ini. (((Halah shooting gayamu rip rip))). Gak deng canda. YA PASTINYA GUE EXCITED BANGETLAH JADI ARTIS SEHARI BUAHAHAHAHAHA. Maaf kelepasan ketawanya. Harusnya bagian ini nanti nih diceritainnya, yaudahlah gapapa tanggung. Gue cerita dari awal ya, yok sekarang tutup halaman ini 🙂 . Eh jangan dong canda. Cekidottt baca terus ya! 🙂

DSC02868
Di bukit belakang sekolahnya Nobita

Baru lima hari pisah, tiba-tiba ada ide yang tercetus buat pergi liburan, gue sih pengen, tapi kemananya belum tau, apalagi belum pernah ngebo di rumah semenjak dua minggu atau 1.209.600 Detik (OPK BPJSTK 2018) di learning center, gue langsung dimasukin ke grup liburan ke Malang. Kaget kan, eh kaget eh kaget kaget. Gitu. Hati sanubari gue berkata dalam kebingungan, grup apaan nih? #lebayrip

Setelah ditanyain ketersediaan bisa pergi atau enggak, diizinin atau enggak, akhirnya tersisalah enam ikan selontok di dalam sana, gue sebutin siapa aja isinya, ada:

  • Igung dari Bali, wah bisa minta beliin pie susu, oke mantap!
  • Pritta dari Semarang, okelah lumpia enak sih, sedap!
  • Filda dari Surabaya, wah sambal Bu Rudi, nikmat!
  • Mei dari Sidoarjo, apa ya, lumpur?
  • Firda dari Blitar, haduh apaan ya tambah bingung

Singkat kata semua persiapan dengan natural (dengan naturaaal) udah tiba-tiba siap aja, gak deng, maksudnya butuh waktu juga buat persiapannya. Itinerary udah coba gue buat, dengan tingkat keakuratan waktu yang sangat tinggi, tinggi banget, hingga 43%. Apaan coba 😦 . Gue bagian bikin estimasi itinerary ibarat acara tuh gak pake nafas gitu, di tempat ini 1 jam mainnya terus langsung moving, naik wahana ini 15 menit langsung pindah ke wahana lain, sampe-sampe gue estimasiin makan siang 10 hitungan langsung telan dan push up. Aduh de javu. Si Igung bagian sewa-sewa diri sendiri gitu, maksudnya dia sendirian mengurus bagian untuk sewa kamera, lensa, dan stabilizer. Iya dong sendirian, masa’ harus ditemenin ke Bali sana. Si Pritta dengan antusiasnya booking kamar di tengah Kota Malang buat dipake untuk naro barang selama kita pergi ke Bromo dari tengah malam sampai tengah siang. Bener-bener di tengah kota, di alun-alun gitu bikin tenda. Gak deng canda. Mei cari orang Bromo, bukan, bukan nyari buat jodoh, maksudnya nyari kontak buat tour guide selama di Bromo nanti. Sedangkan duo Filda dan Firda yang namanya kayak orang kembar tapi beda bapak beda ibuk beda kota beda rumah, bantuin kasih rekomendasi selama di Malang, rekomendasi makan ini setelah itu ngunyah ini setelah itu makan yang lain lagi. Ckckck. Gue gak tau liburan ini bakal bener atau enggak 😦

*Zeeeet zeet zeeeet*. Tiba-tiba udah hari H keberangkatan. Cepet banget rasanya udah tanggal 16 Oktober aja, perasaan semalam baru tanggal 15 Oktober #badumtss .  Semalamnya gue packing sampe jam 01:00 dini hari, bukan Dini di Angkatan 9 OPK Gelombang 3 ya, ya gitu sampe tengah malam. Soalnya gue baru sampe rumah sekitar jam 22:30 gitu deh habis kopi darat tapi gak minum kopi malah makan mie bareng temen-temen di Bandung. Packing, packing, packing. Eh ketiduran gak jadi berangkat. Gak deng canda. Tujuan kita udah tau dong, sesuai dengan prolog yang gak jelas dari gue di awal, kita mauuu keee….. Cianjur. Gak atuh ke Malang atuh cuy. Berangkatlah kita yang jauh-jauh menuju ke Surabaya biar nanti barengan Filda dan Mei yang sama-sama ke Bandara Juanda dari rumah mereka di sekitar sana. Gue pesawat jam 06:10 dari Bandung, Igung penerbangan jam 05:00an WITA dari Bali, dan Pritta naik kuda berangkat tengah malam dari Semarang. Gak deng canda. NGEEENGGG~ Sampailah di Bandara Juanda. Langsung ketemu Igung dan Pritta yang udah mendarat sebelumnya, awalnya gue liat Igung langsung alam bawah sadar gue bertanya-tanya, gue hampiri, dan gue tabok, gak deng, gue berucap,

Gue : “Lo mau naik haji bawa barang sebanyak ini, Gung?”

Mohon baca dengan logat khas Igung (logat Bali)

Igung : “Yakali ngawur. Heee ini perlengkapan kita bikin video…”

Gue : “Ini isinya apa?” *nunjuk koper*. “Yang ini apa?” *nunjuk tas ransel*. “Terus ini isinya apa kok lebih gede dari yang lain?” *nunjuk perut*

Igung : “NGAWUR. Aku tu model. Six packs ini six packs…”

Gue : “……”

Oke sebelum obrolan ini semakin mengarah ke mimpi di pagi hari, gue sudahi saja. Kita bertiga memutuskan untuk mencari sarapan, setelah berdebat panjang, memutuskan dengan mufakat, akhirnya kita sepakat untuk…beli air mineral dulu di mini market. Serius ini. Haus coy. Setelah minum glegek glegek glegek, kita akhirnya memutuskan untuk makan makanan yang khas banget di Jawa Timur. Menimbang, melihat lokasi, dan cek harga, melihat keramaian dari tempat makan, kata orang kan makin rame tempat makan itu berarti makin enak dong makanannya, selagi kita di Jawa Timur, kita harus mencicipi makanan khas dari daerah ini, kita sepakat, akhirnya kita makan…di A&W. #GUBRAK. Hmmm tapi enak…… Setelah selesai sarapan, agenda kita adalah bertemu  dengan Mbok Filda dan Mbah Mei yang datang menaiki Gr*abcar menuju bandara. Setelah menunggu, menunggu, dan menunggu, kok gak datang-datang, waktu kita tanyain, ternyata Filda & Mei ke Bandara Ngurah Rai Bali. Lah, mau jemput Igung anjay. Gakdeng canda. Ternyata muter-muter gitu nyari tempat kita bertiga (Gue, Igung, & Pritta) berdiri dimana. Gak berapa lama, mobilnya pun sampai. Belum sempat bulu hidung kami bertiga terhembus oleh helaan nafas ini, Mei langsung berpesan ke kita sambil berbisik-bisik, begini kurang lebih:

Mei : “Hahshssshhs… Jjkkhhssk… Pshsccht…”

Gue : “Ya lo kalau mau bisik-bisik ya pake suara juga… Gak mendesis doanggg…”

Mei : “Oiya map… Heee…  Panggil bapaknya dengan ‘mas’ ya biar kayak dijemput keluarga gitu”

Gue, Igung, Pritta : “Oh iya Mei siap!”

Lalu…

Gue : “Eh mas pakabar? Sehat-sehat kan keluarga?” *sambil salim cium tangannya, lalu cipika cipiki, ditutup dengan pelukan erat

Oke, itu sebenarnya khayalan gue, sebelum gue mendekat ke bapak itu, gue udah ditahan Igung supaya gak melakukan hal yang aneh-aneh.

Singkat waktu, kita udah masuk ke dalam Gr*bcar tadi, kondisi masih deg-degan takutnya kita menjadi target kemarahan taksi konvensional kalau mereka tahu kita naik taksi online di dalam kawasan bandara. Makanya Mei nyuruh kita manggil ‘Mas’ ke bapaknya biar kayak dijemput keluarga. Di tengah-tengah situasi yang menegangkan itu, mobil masih melaju menuju pintu keluar kawasan dengan tujuan akhir terminal bis, salah satu dari kita nanya, gue lupa siapa, Filda deh, biar si Filda keliatan gak bisu seribu bahasa, gue anggap dia yang ngomong, katanya gini:

Filda : “Eh mas, ini gapapa kan? Aman kan kita sekarang mas?”

Mas Gra*bcar : “Kan sekarang udah di mobil ya, gak ada yang denger kita ngobrol, manggilnya bapak aja ya jangan mas lagi. Kita udah aman.”

Gue : “OK. SIAP. BEBAS. ATUR AJA.”

Beliau ngomong “kita udah aman” tuh kayak dia dalam misi menyelamatkan lima manusia terakhir yang ada di kawasan yang dipenuhi zombie dikarenakan ada virus yang gak bisa disembuhkan, dan bak pahlawan beliau meyakinkan kita semua untuk gak deg-degan, untuk tetap tenang, dan meyakinkan kita semua bahwa hidup kita aman bila kita bersama dia. Mantap! *Ngeng ngeng ngennng*. Akhirnya sampai di terminal bis yang bakal nganterin kita menuju Kota Malang.

6e3b39f2-e260-4965-8733-36298bd7b257
masih de javu liat ‘loreng-loreng’

Nanti di Malang, kita berlima bakal ketemu satu insan lagi yang datang dari Blitar, yak betul, Soekarno. Gubrak. Gak deng, canda. Ketemu si Firda yang dari pagi udah sampai di lobby hotel. Perjalanan naik bis gak tergolong lama sih, standar. Ngobrol-ngobrol sama Igung, tiba-tiba gue ketiduran aja. Bangun-bangun udah rada deket Malang, iya 35km lagi. Masih jauh deng 😦 . Karena bisnya maju terus ke depan (yaiyalah), gak berapa lama kami pun sampai, setelah memutuskan untuk turun di tempat biasanya bis menurunkan penumpang, lokasinya aja sampai ada di maps Gr*bcar dan emang tempatnya pas, lebih mudah buat melanjutkan perjalanan menggunakan jasa transportasi online. Gr*bcar datang, kita melanjutkan perjalanan ke hotel. Sesampainya di hotel, kita langsung masuk ke kamar, bongkar muat barang bawaan, touch up, terus pulang lagi ke Surabaya. Gubrak, gak deng canda. Kita lanjut jalan kaki buat makan dulu ke Bakso Bakar Cak Man yang gak berapa jauh dari hotel.

Selesai makan, keringetan, lumayan kenyang, kita lanjut perjalanan ke Batu. Destinasi pertama kita yaitu Jatim Park 2, isinya ada Batu Secret Zoo sama Museum Satwa. Perjalanan gak terlalu lama menuju sana, yaaa mungkin karena ini weekday, hari Selasa kayaknya jarang orang liburan. Bukan kayaknya juga sih Rip, emang gitu orang-orang masih kerja. Sesampainya disana, kita turun mobil, setelah mobilnya berenti ya turunnya, kalau lagi jalan gimana juga kan turunnya. Bener gak? Bener dong. Iya gak? Iya dong. Saat sampai di loket tiket, kita memilih tiket mana nih yang mau dibeli, eh ternyata sekarang ada tiket terusannya dong Batu Secret Zoo sama Museum Satwa, ditambah lagi ada diskon kalau beli tiketnya di weekday. Makin mantul! Mandi mantap di atap sirkuit sentul! #badumtss #apaansikrip. Nah di titik inilah gimana awalnya proses shooting yang berlangsung sebagaimana kalian liat di timeline instagram gue. Proses awalnya agak sulit (halah sok banget), ya gitu, gue dipaksa buat dadah-dadah, jalan dari sana ke sini, tengok kanan tengok kiri, ngedipnya harus ada ritme tertentu, sampai helaan nafasnya pun harus diatur. Susahnya jadi artis dadakan 😦 . TAPI GUE SENANG BAHAHAHAHAHA

Terakhir gue datang ke Kawasan Jatim Park 2 ini bulan September 2010 sama keluarga, setelah 8 tahun lebih dikit berlalu, gue terkejut sih dengan kemajuan bagian dari Batu Secret Zoo, di awal-awal memang kita disuguhi dengan berbagai macam hewan hidup yang bisa terbilang langka, ada tikus gede banget, lebih gede dari tikus di komplek rumah gue, lebih gede dari anak kucing tetangga, lebih gede dari kasih sayang #ededeh, entah tikus spesies apa gue lupa. Di bagian lainnya, ada bagian-bagian ikan, mulai dari ikan badut yang lucu bet, ikan pari yang lebar banget, sampai ikan apa tuh kecil-kecil gue liat tapi gak ada matanya, eh anjay taunya kotoran akuarium #ededeh2. Nah yang paling gue bingung sangking langkanya ini hewannya, kita rame-rame nyariin tuh manaaa nih hewannya, kepo gimana bentuknya, kayaknya saking gak pernah kita lihat, kita harus teliti dimanakah doi berada, apakah lagi tidur atau lagi ngumpet ya takut ngeliat manusia, kita mencari-cari dengan teliti, kiri kanan atas bawah, tetap gak ada. Dipanggil-panggil walaupun gak kedengeran sih, tetap juga gak ada yang bergerak. Ternyata, setelah teliti melihat bagian dari kotak si hewannya, eh taunya…….etalase hewannya lagi diperbaiki, hewannya lagi disimpen #ededeh3. Antiklimaks. Gue mengajak teman-teman gue buat kembali ke kota masing-masing 😦

Satu hal lagi yang gue gak nyangka dari Batu Secret Zoo adalah di bagian belakang ada wahana bermain baru gitu, kayak Dufan kecil deh, dan yang membuat kita semua semangat disana bertuliskan “IT’S FREE”. MANTUL! MANDI MANTAP DI ATAP SIRKUIT SENTUL! Kita melihat-lihat wahana apa aja nih yang enak dinaikin rame-rame. Pas liat semacam  roller coaster gitu, gue diem aja gak mau terlalu semangat, temen-temen gue ngajakin kesana, gue oke-oke aja padahal serem, deg-degan coy, eh lagi under maintenance, alhamdulillah hati gue tenang 🙂 . Terus jalan maju lagi, ada yang kayak kora-kora gitu tapi menyamping jalannya, gue masih diem aja, temen-temen malah ngajakin kesana juga, yaudah gue ikut walaupun takut, widih dideketin, antreannya panjang banget kayak kasih sayang ibu kepada beta,batal dong. Ya Allah, Allah sayang banget sama jantung gue 🙂 . Hingga pada akhirnya, gue melihat ada semacam permainan yang keliatannya dia naik turun gitu, yang kayak gurita gitu, dalam hati gue, “Nah ini nih yang gue banget, ajakin anak-anak ah…”. Terus gue mengajak mereka dengan semangat menggebu-gebu, dengan alasan, rugi nih kita minimal cobain satu tempat dong disini sebelum keluar, akhirnya cuma kita bertiga yang naik di wahana itu: gue, Filda, dan Pritta.

Dalam hati gue : “Akhirnya nyobain satu wahana yang mantap sesuai dengan keculunan gue…”.

Dan kalian harus tahu, wahana itu tidak seculun dan seimut warna yang menghiasinya. Awal-awal okelah cuma naik turun, makin lama makin lama……MAKIN CEPET! MALAH MUTER! GUE KAYAK MAU TERBANG!

IMG_5997
mulai miring mulai tegang tapi masih santai
IMG_5988
mulai gak enak hati
IMG_5984
minta turun

ANJAY GUE KETIPU! GUE PEGANGAN, TERIAK, DAN PASTINYA MASIH BERSIKAP COOL! ALLAHU AKBAR RASANYA PENGEN MUKUL KEPALA MAS-MAS OPERATORNYA KATANYA GAK SEREM TAUNYA INI BISA-BISA LEMAH KAKI GUE GAK BISA JALAN PAS TURUN NANTI! Kita bertiga yang awalnya cengar cengir pas belum mulai, turun dengan muka dan badan yang lemes. Gue deg-degan, Pritta keluar air mata, dan Filda, eh Filda ketawa-ketawa aja anjay, jangan-jangan dia udah tau permainan ini. Turun dari wahana itu, waktu kaki gue masih lemas, si Firda datang dengan cengengesan,

Firda : “Rip, liat nih lehermu berlipat-lipat banyak banget…”

Gue : “Tirus gini, manaaa ada…”

Terus dia ngeliatin hasil foto waktu gue ketakutan waktu main wahana tadi. Astaghfirullah gue aja malu liatnya, bener dong berlipat-lipat. Gue pun mau ngehapus foto itu dari kamera, eh, hp gue ada notif whatsapp masuk, anjay, foto gue udah masuk ke dalam grup angkatan. Demi kenyamanan dan kemaslahatan umat yang ngebaca blog tidak penting ini, fotonya gue tidak masukkan ya. Sayangi mata kalian teman-teman. Gue aja rasanya pengen operasi leher saat itu juga 😦

Setelah itu lanjut jalan-jalan lagi muterin kawasan Batu Secret Zoo, di bagian akhir-akhir ada kolam renang anak, kayak kapal Nabi Nuh gitu, bisa naik kapal muterin sekitaran situ, dan berbagai macam hewan-hewan lainnya yang masih terbilang langka.

Setelah puas dan capek ngelilingin berbagai ‘kerahasiaan di dalam kebun binatang’ ini, kita lanjut ke bangunan sebelahnya yaitu Museum Satwa. Di Museum Satwa isinya semacam diorama gitu tentang hewan-hewan yang katanya diawetkan. Satu hal yang gue sayangkan dari Museum Satwa ini adalah di bagian awal ruangan ini dulunya ada replika tulang dinosaurus yaitu Stegosaurus, eh sekarang diganti dengan diorama gajah, jerapah, kancil, dan ada macan yang naik ke atas pohonnya. Usut punya usut (anjay usut, yang di perut kita. Usus deng), replika tulang Stegosaurus itu udah dipindahin ke Jatim Park 3 yang memang bertemakan kayak berpetualang dengan hewan-hewan purba.

IMG_6032
Akhirnya foto ber6

Di Museum Satwa kita lebih banyak foto siluet-siluet gitu, sambil tentunya membuat video ala-ala. Ada keuntungan tersendiri kalau pergi liburan di waktu hari kerja seperti ini, kondisi tempat wisatanya cenderung sepi dan bisa lebih leluasa buat mengabadikan momen. Cekidot foto-fotonya guys:

Udah deh segini dulu, ngantuk coy. Nanti gue lanjut kapan-kapan tentang petualangan lainnya selama gue di Kota Malang. Sabar eaaa, mending kalian cek instagram gue di @rifrifarif buat ngeliat hasil video yang Igung buat, dengan tentunya berisikan artis dadakan yang sama sekali tidak tenar. Terima kasih sudah membaca sampai akhir hehe 🙂